Salah Paham Bahasa Malaysia – Indonesia


 

bogor-indonesia.jpg

Waktu saya ke Indonesia beberapa tahun dulu (Jakarta, Bogor, Bandung, Cianjur, Cirebon, Surabaya, Yogyakarta, Jombang dll), saya pernah ditanya sama beberapa orang kenalan baru. Selain dari soal TKI/TKW dan soal hubungan diplomatik, banyak juga yang nanya soal lelucon atau humor yang katanya dari Malaysia. Katanya di Malaysia ada Rumah Sakit Korban Laki-laki yang kalo bahasa indonesianya adalah Rumah Sakit Beranak. Saya waktu ditanya perkara itu ya bengong2 aja. Soalnya saya ga ngerti dan ga pernah denger lelucon itu di Malaysia. Saya bilang ama dia kalo itu cuman kesalahpahaman orang Indonesia aja atau perbuatan orang Indonesia yang iseng mau gombal soal Malaysia. Di Malaysia ga pernah ada yang namanya Rumah Sakit Korban Laki-laki. Di Malaysia kata rumah sakit itu sendiri tidak digunakan. Rumah sakit kalo di Malaysia di bilang hospital. Mengambil perkataan dari Bahasa Inggeris. Kalo puskesmas di panggil “klinik” di Malaysia.

Trus, saya dipanggil “pakcik”. Walah… Salah paham lagi dia. Menurut dia, orang Malaysia memanggil lelaki dengan panggilan “pakcik” manakala wanita pula “makcik”. Dalam hati saya, enak aja loe manggil gue “pakcik”. Emangnya gue tue banget dari loe? Saya jelasin ke dia bahawa kata “pakcik” itu sebenarnya digunakan kepada orang yang lebih tua dari kita atau orang yang mempunyai hubungan sodara dengan kita yang levelnya di atas kita seperti bapa sodara kita, seperti kata “om” atau “paman” dalam bahasa Indonesia. Begitu juga dengan kata “makcik”. Dia kayaknya ga berpuashati dengan penjelasan saya. Kayanya dia ngotot mengatakan dia bener. Dalam hati saya, lho, yang orang Malaysianya siapa? Saya apa dia?

Kesalahpahaman mengenai bahasa itu semakin parah apabila banyak sinetron2 indonesia mempopulerkannya. Saya memang sering nonton televisi Indonesia. Kan dulu pernah ada sinetron Kecil Kecil Jadi Manten, Bang Thoyib (sekedar menyebut beberapa sinetron di SCTV apa RCTI gitu) yang ada peran orang Malaysianya. Trus yang main peran itukan orang Indonesia begitu juga yang nulis dialog skripnya. Wahhh… waktu saya nonton itu, rasa jengkel juga. Kok yang salah terus dipopulerkan. Apa mereka ga nanya ke orang Malaysia sebagai referensi? Ya entahlah.

Masalah bahasa memang bisa menjadi satu masalah yang besar. Banyak perkataan dari bahasa Malaysia sama sebutannya dalam bahasa Indonesia tetapi mempunyai maksud yang berbeda. Contohnya kata “pusing”. Kalo di Malaysia itu maksudnya muter. Tapi kalo di Indonesia maksudnya lagi sakit kepala alias headache. “Pusing” di bahasa Indonesia dipanggil “pening” kalo di Malaysia.

Makanya saya kalo di Indonesia sering mengingatkan sama kenalan, sodara atau teman2 agar mereka jangan cepat merasa terhina, kecil hati, marah, kesel atau ngambek kalo ada perkataan2 yang saya ucapkan ga enak kedengarannya ama telinga mereka. Soalnya walau saya udah boleh dikatakan fasih dan lancar berbahasa Indonesia, tapi kadang saya sendiri keliru atau terbawa-bawa pengertiannya dalam bahasa Malaysia. Makanya saya minta maaf duluan dan kalo ada yang terasa janggal atau salah, mohon ditanya kembali, diklarifikasi dan diperbetulkan.

Ya itulah, lain padang lain belalang, lain cewek lain perangainya. Kok jadi bawa2 cewek segala. Walau serumpun, tapi tetap ada bedanya. Mirip tapi ga sama. Yang penting kita membuka minda dan pikiran agar tetap berpikir jernih dan jangan cepat sewot. Tanggapi perbedaan ini dengan terbuka.

Menurut saya, cara paling efisien mengatasi masalah ini ialah… saya berkomunikasi aja pake bahasa Inggeris. Memang kedengarannya berlebihan, tapi itulah kenyataannya!

Oh iya, sebelum terlupa, kalo ada yang salah penggunaan bahasa Indonesianya, mohon maaf dan mohon dibetulin ya. Jangan marah ya!

Dikirim dalam Indonesia. 29 Comments »

29 Respons to “Salah Paham Bahasa Malaysia – Indonesia”

  1. mysocionomics Says:

    wah…bahasa Indonesia-nya cukup bagus kok. hampir menyerupai orang Indonesia.
    memang bahasa kita serupa tapi tak sama. saya juga kalau berkomunikasi dengan teman saya yang asal Malaysia, terkadang ada saja yang tidak saya mengerti. akhirnya, “English, please..” hehehe…

  2. umbut88 Says:

    Halo Nasron,
    Salam Kenal dan Salam Hormat,

    Lucu juga Anda ini, bahasa Indonesia Anda cukup bagus kok, jadi tak usahlah pakai bahasa Inggris ya ? (soalnya bahasa Inggris saya payah !)
    Kecuali beberapa ejaan, dialect atau slangwords, bahasa melayu cukup baik juga dikenali di Indonesia.

    Soal kata “pusing”, saya sendiri mengertinya adalah berkaitan dengan berputar. Pusing-pusing kota, di Medan kan diartikan juga dengan putar-putar didalam kota alias keliling kota (CMIIW).
    Kalau kemudian pusing diartikan sebagai pening, ya itu kan kerjaan artis jalanan yang mau action. Coba Anda bunyikan kata pusing dan kemudian kata pening, dengan lafal diperberat seperti yang dikerjakan para penyanyi Indonesia, nanti kan yang pusing jadi sesuatu seperti “busing” dan pening jadi agak seperti “bening”. Daripada salah arti maka dipilihlah kata pusing untuk semua arti diatas, demi seni gitu lho.
    Lagipula, bunyi “sing” sepertinya lebih terrific dibanding “ning”, lebih garang. Jadilah alasan kesenian dipakai untuk tameng supaya popular. Seperti yang mungkin Anda tahu, kesenian adalah salah satu yang paling menonjol diantara prestasi Indonesia, terutama di Jawa.

    Yah, tapinya tidak semua orang Indonesia adalah seniman. “Tukang turut” tanpa mengerti tujuan ikut saja asal bunyi. Katanya, kreatif. Nah, jadilah kemelut berbahasa.

    Soal Korban Laki-laki, saya sendiri tahunya itu adalah lelucon atau Joke yang memang agak kasar, dan “pak/bu turut” ikut meramaikan “bursa”, katanya biar akrab. Gak taunya mungkin saja itu menyinggung perasaan lawan bicaranya.
    Begitu pula tentang “Pakcik” atau “Makcik”, itu kan mereka dengarnya juga dari dagelan(=joking) dalam acara tivi. Rasanya mereka juga memang tidak tahu betul apa yang mereka ucapkan, cuma ingin pamer biar dibilang akrab.
    Secara pribadi, saya ingin minta maaf juga kepada Anda untuk hal-hal semacam itu.

    Kalau ada jarum yang patah, jangan simpan didalam peti.
    Kalau ada kata-kata yang salah, tolong jangan simpan didalam hati.

  3. auliafeizal Says:

    bahasa Indonesianya lancar mas….
    orang bisa ketipu tuh…

  4. Bob Says:

    Pertama, saya ingin mengucapkan jutaan terima kasih kepada mba mysocionomics dan mas auliafeizal yang sudi mampir ke weblog saya yang ga ada apa-apanya ini.

    Insya’allah saya akan menulis lagi menggunakan bahasa Indonesia agar dapat memperbaiki bahasa Indonesia saya dan juga agar bisa berkongsi idea, bertukar-tukar pikiran dengan teman-teman dari Indonesia.

    Ada banyak perkara yang ingin saya sampaikan. Semoga ia dapat mempereratkan hubungan dua bangsa serumpun ini, insya’allah.

  5. asrar Says:

    dah berape lama Encik duduk kat Indonesia ? bolehlah kite sembang2

  6. Bob Says:

    Waduh saya minta maaf kepada umbut88 kerna saya baru menyadari komentarnya kamu sebentar tadi setelah cek ricek weblog saya. Rupanya komentar kamu kena blokir ama AKISMET disangka SPAM.

    Saya kan emang agak2 gaptek. Rupa2nya ada 16 komentar yang diblokir ama AKISMET dan cuman komentar kamu aja yg bisa diselamatkan. Yang lain didelete otomatis ama AKISMET kerna udah melebihi 15 hari. Ya ampun baru saya tau tadi. Dasar gaptek!

    Salam kenal ya umbut88 dan juga temen2 yg lain. Juga buat saudara Asrar yang nanya berapa lama saya tinggal di Indonesia.

    Ya jujur aja. Saya ga pernah tinggal di Indonesia. Ya cuman vacation atau urusan2 tertentu aja.

    Sampai jumpa lagi. Wassalamualaikum.

  7. umbut88 Says:

    Hallo Bang Nasron,

    Saya ingin berbagi dengan Anda, beberapa lelucon (jokes) yang saya terima beberapa hari lalu.
    Tidak keberatan, kan?

    Here they are :

    1.OBAT KOPI

    Seorang dokter melihat pasiennya yang sedang membuat kopi, kemudian
    memasukkan sebutir obat ke dalamnya. Dengan penasaran dokter bertanya kepada si pasien.

    Dokter : “Obat apa yang kamu masukkan ke kopimu?”

    Pasien : “Obat penurun panas, biar kopinya cepat dingin.”

    2.SARI.

    Suatu malam polisi merazia bencong-bencong di Taman Lawang. Mereka
    diangkut ke truk polisi dan selanjutnya diinterogasi di Polsek.
    (Bencong = Male Transsexual , Polsek = Police Sector Office)

    Polisi: “Siapa nama kamu???!!!”

    Bencong (gugup): “Sss…ari, Pak…”

    Polisi: “Yang bener kamu… jangan boong!!!!”
    (read:bo’ong=bohong)

    Bencong: “Iya…Pak… bener kok Ssarii… gak boong…”

    Polisi: “Bohong!!!! Pasti bohong!!! Kalo bohong mati lu…”

    Bencong (mengeluarkan suara aslinya): “Sari…

    pudin, Pak!”

    Nasron said;

    Di Malaysia, bencong dipanggil PONDAN atau BAPUK atau MAK NYAH. Ga tau mau jadi apa sama dunia sekarang, golongan ini semakin banyak. Kiamat udah dekat kali yee!

  8. umbut88 Says:

    Wah, saya jadi tahu Pondan/Bapuk/MakNyah nih, asal katanya apa itu ya?

    Soal kiamat gak usahlah kita bahas(=discus), ‘kan kita juga gak pernah tahu kejadian nanti sesudah ini ataupun besok, dan seterusnya.

    Kita cerita soal bahasa aja, Malaysia dan Indonesia, mungkin nyrempet (=slide-collide and side-by-side, here means discus something that has some relevance) sedikit bahasa lain atau topik lain yang ada korelasi. Sesuai topik posting anda ini.

    Sungguh, saya bukanlah ahli bahasa, saya cuma pemerhati(=observer) yang suka baca apa saja.
    Jadi bahasa tentu penting untuk itu.

    Dan saya juga suka mendengar/memperhatikan yang aneh-aneh dari bahasa.

    Saya ingat ada pepatah(=proverb) dulu, “BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA”.
    (Orang Melayu dari dulu ‘kan suka ber-pantun dan bikin pepatah / petitih).

    Sekarang mungkin akan dibantah anak saya, ber-bahasa Inggris tidaklah berarti orang itu dari Inggris.
    (Anak sekarang kebanyakan tidak mengenal apa itu pepatah, sangat disayangkan).

    Padahal dari pepatah diatas maksudnya “bangsa” adalah gambaran kepribadian(=personality).
    Jadi mungkin bisa diterjemahkan(=translated), “ber-bahasa itu menunjukkan pancaran jiwa, pikiran dan kepribadian”.

    Coba anda terjemahkan tulisan bahasa Indonesia dibawah ini:
    “Hlo, sd lm td ad brt, gmn kbrx? Sht ya?
    Aq skr ad dkt rm kmu, bs qta ktmu?”

    Nah, pusing? Pening? He he he.

    • muhamad harisan Says:

      Saya baru sahaja menonton filem indonesia.Mungkin dalan tahun 80-an atau 70-an. Dialog yang digunakan menggunakan bahasa baku Indonesia. Sangat serupa ari segi susun kata dan sebutan cuma da tambahan bahasa pasar Indonesia dan slang. 90% sama seperti Bahasa Melayu. Patutlah masa kecil saya mampu faham menonton filem-filem Indonesia seperti Mak Lampir, Dukun Lintah dan lainnya (sekadar contoh). Namun, sekarang mengapa sangat berbeza? Sinetron-sinetron kebanyakkan perlu terjemahan untuk kami fahamkan. Apakah Bahasa Indonesia sudah menggalami perubahan yang mendadak (dalam 20-30 tahun)? Sangat berbeza sekali…

      • muhamad harisan Says:

        Saya baru sahaja menonton filem indonesia. Mungkin dalam tahun 80-an atau 70-an. Dialog yang digunakan menggunakan bahasa baku Indonesia. Sangat serupa dari segi susun kata dan sebutan cuma ada tambahan bahasa pasar Indonesia dan slang. 90% sama seperti Bahasa Melayu. Patutlah masa kecil saya mampu memahami, menonton filem-filem Indonesia seperti Mak Lampir, Dukun Lintah dan lainnya (sekadar contoh). Namun, sekarang mengapa sangat berbeza? Sinetron-sinetron kebanyakkan perlu terjemahan untuk kami fahamkan. Apakah Bahasa Indonesia sudah menggalami perubahan yang mendadak (dalam 20-30 tahun)? Sangat berbeza sekali…

  9. Bang Nasron Says:

    Bener kok ada pepatah Melayu yang berbunyi “BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA”. Terjemahan anda itu tepat kok!

    Ada juga pepatah yang berbunyi “BAHASA JIWA BANGSA”. Maksudnya juga sama seperti terjemahan anda tadi.

    # Coba anda terjemahkan tulisan bahasa Indonesia dibawah ini:
    “Hlo, sd lm td ad brt, gmn kbrx? Sht ya?
    Aq skr ad dkt rm kmu, bs qta ktmu?” #

    Itu bahasa SMS anak gaul. Saya bisa kok terjemahkan ke bahasa Indonesia. Ini bunyinya, “HELLO, SUDAH LAMA TIDAK ADA BERITA, GIMANA KABAR? SEHAT YA? AKU SEKARANG ADA DEKAT RUMAH KAMU, BISA KITA KETEMU?

    Hehehe. Tapi saya kalo SMS ga suka pake ejaan shortcut kaya gitu. Saya lebih seneng pake perkataan penuh atau separo penuh. Lagian saya jarang SMS kok. Mo SMS siapa lagi… kan saya udah menikah! 😀

    Saya seneng bisa berteman dengan anda walau lewat blog. Sampai ketemu lagi.

    Wassalam.

  10. umbut88 Says:

    Ha, masih ada yang kurang.
    “kbrx” itu, “x” = “nya”. He he he.

    Gejala berbahasa itu memang membuat bingung orang.
    Bayangin aja, dulu saya dikasih tahu guru bahasa saya kalau “tak semena-mena” itu artinya tidak berlaku pantas.
    Lho, sekarang kok jadi hilang “tak” nya untuk arti yang sama.
    Gimana nich ?

    Ada lagi, dulu “acuh tak acuh” itu artinya setengah memperhatikan atau tidak memberi perhatian.
    Sekarang tinggal “acuh” aja.
    ‘Kan terbalik-balik ya ?

    Kelihatannya di Indonesia ini, ahli bahasa dikalahkan oleh kebiasaan masyarakatnya, meskipun dengan sesuatu yang salah.
    Yang salah itu pendidikannya, gurunya, atau apa ya ?
    Atau barangkali karena kita ini memang gak punya ketetapan hati.

    Gejala berbahasa di Malaysia, yang seperti itu, ada jugakah ?

    Dulu teman saya pernah mengejek saya, “ya gitu itulah orang jawa”. Tapi saya tidak tersinggung benar, soalnya saya tahu dia itu care pada saya.
    Dia tahu benar saya ingin sekali maju dan berani menanggung salah.
    Guru saya ‘kan suka bilang, laki-laki yang baik itu adalah “gentleman”, berani dan bertanggung jawab.
    Wah, saya pingin dong jadi seperti si “gentleman” itu, biar saya gak punya harta, tapi dihargai orang.
    Ber-martabat, gitu kira-kira.

    Eh ya, mengapa kata “Melayu” (mungkin seharusnya ditulis “Malayu” ?) sebagai nama kok di-identikkan dengan kata “melayu” dalam bahasa Jawa yang artinya “lari”. Noun vs verb ?
    Kerjaan tukang dagelan ?

    Susah sama orang yang semau-mau sendiri itu ya.
    Artistik ? Nyeni ? Egalitair ? Akrab ?
    Slip of the tongue, atau, notch in the mind ?
    Wah, pusing juga.
    Mau jadi pintar itu gak mudah ya !

  11. Firman Hadi Says:

    harus pakai EYD yang benar lho, Bang…. biar keluarga di cirebon juga tidak bingung… 😀

    Bang Nasron menjawab;

    Pertama sekali, EYD itu apa? Emang bener kok Hadi, aku sendiri kadang keliru dengan perkataan-perkataan yang aku ucapkan gara-gara terlalu campursari bahasa dan dialeknya.

  12. idrisyussof Says:

    aku yg jd Pusing a.k.a pening..faham-faham lalat.

  13. nia Says:

    saya lg nyelesaian skripsi(tugas akhir mahasiswa), tentang analisis bahasa malaysia dengan indonesia. pas banget sama hobi anda (pengamat bahasa). saya mau nanya2 nih, mas pernah gak salah paham ketika menanggapi apa yang disampaikan oleh orang indonesia, tolong kasih contohnya ya. apa yang mas rasakan ketika berbicara dengan orang indonesia, merasa harus berhati-hati gak ketika berbicara karena takut salah atau menyinggung perasaan orang yang dianggap bicara, tolong kasih contohnya juga ya.pernah ada kejadian lucu, atau berkesan ketika berbicara dengan orang indonesia??? tolong dibales ya….insyaalah ini berguna sekali tuk tugas akhir kuliah saya.

    Nasron jawab;

    Alhamdulillah saya tidak menghadapi masalah dalam hal ini. Ini mungkin kerana saya sering “terdedah” terhadap penggunaan Bahasa Indonesia, baik yang gaul mahupun yang standard melalui pembacaan, perbualan dan televisi. Namun begitu saya dapati sering terjadi kekeliruan atau salah faham terhadap maksud dan penggunaan beberapa perkataan.

    Pantat
    Indonesia = Belakang / Punggung
    Malaysia = Vagina. Kecuali kepada penduduk Sabah dan Sarawak yang juga bererti “punggung”.

    Seronok
    Indonesia = Sesuatu yang kurang sopan.
    Malaysia = Gembira

    Sendok
    Indonesia = “Spoon”
    Malaysia = “Ladle”

    Comel
    Indonesia = Memberi maksud kurang baik.
    Malaysia = “Cute”

    Bandar
    Indonesia = Pusat atau sumber sesuatu perkara.
    Malaysia = “City”

    Kereta
    Indonesia = “Train”
    Malaysia = “Car”

    Mobil
    Indonesia = “Car”
    Malaysia = Salah satu merk nya SPBU… kaya Pertamina gitu lho…

    Kamu dijemput untuk menghadiri pesta saya.
    Indonesia = “fetch” / diambil
    Malaysia = Maksudnya jadi “diundang”. Datangnya sendiri, ga dijemput!

    Ya udah, ini aja yang mampu saya tulis saat ini. Coba kamu baca koran / publikasi Malaysia, insya’allah akan membantu kamu dalam mencari point / idea.

  14. anduras Says:

    wah,kalo semua orang yg baik di forum,website,blog,dll,berpikiran seperti abang2 yg ada disini,terutama bang nasrun,alangkah seronoknya hidup bertetangga,tp sayang tdk semua orang bisa berpikir dan punya pandangan seperti ini,thanks to bang nasron,saya sangat menghargai wacana wacana anda,thanks….

    Nasron jawab: Terima kasih kembali. 🙂

  15. Heru Says:

    Assalaamu’alaykum, Semua!
    Boleh pun ikutan?
    EYD= Ejaan yang Disempurnakan.
    Boleh tanya, Bang Nasron?
    Isysysy, masih bingung tentang kata “boleh”, “harus”, dan “bisa”. Dalam Melayu Malaysia-Indonesia, kata2 itu saling tertukar makna kah? Bagaimana?
    Dalam bahasa (Melayu) Indonesia,
    1. bisa=dapat=mampu=sanggup=be able to=can
    2. harus=mesti=kudu(bhs. Jawa)=must=have to
    3. boleh=may.
    Saya sebagai orang Indonesia merasa bahwa Indonesia telah banyak meninggalkan kata2 bahasa Melayu, macam ‘tungkus-lumus’, ‘senarai’, dan lain-lain. Sebaliknya, kata2 lama atau pun kuno sepertinya masih banyak beredar di khalayak ramai Malaysia. Meskipun dengar boleh dengar Malaysia kurang berjaya menggalakkan bahasa Melayu, kerana bahasa English lebih diafdholkan. Tak keliru?
    Oh, ya, tampaknya di Malaysia nama2 Islami banyak digunakan ya? Apa sebagian besar rakyat Melayu di sana memiliki nama Islami?
    Aku hairan sikit, kok warga di sana banyak menggunakan huruf ‘f’ dan ‘z’? Kedua huruf ini amat jarang disuai di Indonesia. Orang Indonesia lebih suka menyulihkan huruf ‘f’ dengan ‘p’. Sebagai teladan, pikir (fikir), napas (nafas), pihak (fihak), beda (beza). Padahal huruf ‘f’ dan ‘z’ ini dalam hematku lebih terdengar lembut.
    Oh, ya ada kata yang agak aneh! Macam ‘budak’ yang berarti ‘hamba sahaya’.
    Hmm, di Malaysia banyak kah orang Indonesia?
    Salam perdamainan dari Pulau Jawa untuk sahabat-sahabat di Semenanjung Malaysia dan utara Borneo.

    Nasron jawab;

    Gimana mau menjawab pertanyaan kamu ini ya… entar… lagi mikir2 perkataan yang sesuai. Takut kalo salah ngomong nanti bisa aja membuat kamu salah pengertian. Nanti bisa masalah… bisa berabe gue (ikutan gaya Betawi)… 😀

    Sebenarnya, Bahasa Melayu itu ialah aslinya ya dari suku Melayu itu sendiri. Gampang aja logikanya. Kalo Bahasa Jepang ya aslinya dari orang Jepang. Ga mungkin kan Bahasa Jepang aslinya dari orang Batak. Ga matching itu kan? Hehehe… bercanda aja… jangan marah euyyy (ikutan gaya Sunda).

    Bahasa Melayu sekarang telah menjadi bahasa nasional bagi 4 negara iaitu Malaysia, Indonesia, Singapura dan Brunei. Kalo di Malaysia di “rebranded” dengan nama Bahasa Malaysia manakala di Indonesia dinamain Bahasa Indonesia. Ya wajar2 ajalah di rebranding agar menjadi lebih nasional. Alasan itu walau sepele, tapi memberikan impak yang besar dalam persatuan dan kesatuan bangsa negara tersebut.

    Bahasa Melayu juga banyak mangadopsi atau ada juga yang bilang terkontaminasi oleh bahasa2 lain seperti Arab, India, Cina, Portugis, Belanda, Inggeris, Jawa, Bugis, Banjar dan buanyak lagi. Begitu juga dengan bahasa2 tersebut, ada juga yang mengambil dari Bahasa Melayu. Kaya give and take gitu lho. Contohnya almari (indonesia = lemari) dan beranda (portugis = verandah), itu aslinya Bahasa Portugis. Bahasa Inggeris juga ngambil perkataan dari Bahasa Melayu, contohnya AMOK. Ga percaya? Ya selidikilah… jangan asal percaya, ga baik untuk kesihatan. Hehehehe…

    Mengenai perkataan2 “kuno” itu, sebenarnya ga kuno lho. Ya kalo di Indonesia ya barangkali jarang digunakan kerna telah ada perkataan2 lain yang dibawa masuk dan lebih populer. Lagian Bahasa Indonesia itu telah banyak mengambil perkataan2 dari Bahasa Jawa. Oleh kerna Jawa lebih dominan di Indonesia soal pemerintahan, ya wajar ajalah bahasa2 adopsi itu lebih dominan dan populer juga. Tapi saya yakin, kalo sama suku Melayu yang ada di Riau dan Sumatera, mereka pasti biasa sih menggunakan perkataan2 yang dianggap kuno itu.

    Orang Melayu memang kalo namain anak2nya seneng pake Bahasa Arab. Ini karena pengaruh agama Islam. Kalo di Malaysia, orang Melayu itu harus Islam walaupun orang Islam itu tidak harus Melayu! Hahaha… baca ati2, entar keliru. Lagian enakan pake Bahasa Arab. Contohnya nama ini, Nur Aini maksudnya Cahaya Mataku… coba pikir sendiri, coba kalo lagi teriak2 mencari orang di keramaian, mana lebih enak kalo manggil anak Nur Aini atau Cahaya Mataku? Enakan yang Arab kan??? 🙂 Lagian nama2 dari Bahasa Melayu kayanya ga banyak. Udah stoknya ga banyak, lagian kalau kepanjangan bisa menyulitkan dan mungkin saja bisa merepotkan si pemilik nama tersebut. Lantas si pemilik nama itu bisa jengkel ama ortunya gara2 diberi nama itu. 🙂

    Soal pemakaian huruf “F” dan “Z” di Malaysia itu, ga bisa saya jawab dengan tepat. Tapi saya yakin itu kerna pengaruh Islam atau Arab. Orang Melayu itu dipercayai lebih awal menerima Islam di Nusantara ini. Lagian lidah Melayu ini ga sulit kalo mau nyebut F ama Z. Lagian kerna asal muasal Bahasa Melayu itu dari suku Melayu itu sendiri, jadi perkataan sebenar emang pake huruf F ama Z. Jadi perkataan sebenar FIKIR ialah FIKIR bukan PIKIR dan BEZA itu aslinya BEZA bukan BEDA. Saya rasa ia jadi PIKIR dan BEDA itu ialah kerna pengaruh “slang” pengucapan orang JAWA, ya terutama yang agak2 medhok jawanya. Orang JAWA kan agak2 susah nyebut pake huruf F ama Z. Maka digantikan F jadi P manakala Z ganti D. Malah nama ZAKARIA kalau disebut ama Orang Jawa jadi JAKARIA… contoh lain ZAINUDIN MZ disebut JAINUDIN M JET. Iyakan? Ya kalo salah, ampunnnnnn deh!

    Soal kata BUDAK itu buanyak deh maksudnya.
    1. Anak kecil alias kanak-kanak, balita etc.
    2. Orang suruhan.
    3. Hamba sahaya.
    4. Temen2 / rakan dalam kumpulan / group / golongan.

    Tapi yang sering digunakan sekarang ialah bagi menunjukkan perkara nomor siji ama nomor papat. Mau tau lebih lanjut? Lain kali deh, udah banyak nih nulisnya. Udah bisa dibikin satu postingan lho.

    Orang Indonesia, orang yang asli Indonesia, orang yang keturunannya ada asli Indonesia – memang buanyakkkk… akehhhhhhhhhhhh banget di Malaysia. Contohnya gini, andaikata ada kerumunan, trus saya ngambil 10 butir batu trus saya lempar ke kerumunan itu, pasti 3 atau 4 atau 5 orang yang benjol kepalanya itu (termasuk saya) memenuhi salah satu dari kriteria tersebut. Tapi ya harus diingat juga, jaman dulu… ga sampe 100 tahun pun… ga ada Malaysia, ga ada Indonesia… ini semua nusantara… bumi kita2 juga.

    Kalo ada salah dan silap dari penjelasan di atas, saya mohon maaf. Mungkin ada perkara yang saya anggap biasa, tapi bagi kamu ngga biasa. Mungkin pada saya OK, bagi kamu ngga OK. Maka dari itu saya mohon maaf yang sebesar-besar duluan kepada kamu andai saya telah menyinggung perasaan atau tersilap atau terkasar bahasa dengan kamu. Maaf ya dan ketahuilah betapa saya tidak bermaksud begitu.

    Salam damai dan persahabatan juga dari saya dan rakyat Malaysia di sini. Kalau punya kesempatan, datanglah main2 ke sini. Kita bukan orang lain, semuanya bersaudara. Kalau bukan bersaudara kerna satu bangsa, mungkin bersaudara satu agama atau paling tidak, bersaudara sesama manusia. Peace deh! Damai untuk semua!

  16. Geus_rieut Says:

    assalamualaikum
    Salam kenal buat bang nasron, kumaha damang ( nyunda euy ) hehehe. sayapun punya pengalaman kesalahpahaman sewaktu di undang ke malaysia ,negeri 9 port dickson. semasa persentasi di AADK. menggunakan kata butuh :>
    tapi untung orang malaysia disana bisa mengerti keadaan saya. saya salut dengan abang yang masih berpositif thinking terhadap orang indonesia.walaupun juga saya disana sempat menerima hal yang tidak mengenakkan.karna saya orang indonesia saya dianggap buruh/pembantu/pembokap ,padahal saya profesional.tapi tak apa, saya maklum karna disana kecendrungan media masa malaysia lebih menonjolkan sisi negatif orang indonesia.salam buat keluarga abang disana.iraha bade ka bandung? sueur orang malaysia balanja ka bandung hehehehe. salam

    Nasron jawab;

    Wa’alaikumussalam

    Met kenal ya pak rudi. Selamet ya pak, karirna sukses. Semoga tambah sukses dan terus berbakti untuk agama, bangsa dan negara.

    Bahasa Sunda saya ga bagus kok pak. Malu saya lho. Rencananya mau ka Bandung pertengahan atau akhir tahun ini. Mau jalan-jalan, wisata ama menziarahi sodara.

    Sampai jumpa lagi. Salam.

  17. abang im Says:

    salam persaudaraan semuanya.bercakap tentang bahasa saya mengagumi almarhum profesor dr hamka.bahasa penulisannya sederhana.saya pandang sesuai sekali untuk bacaan di nusantara.bahan-bahan tulisannya….waduh enggak jemu dibaca sama ada tafsir al azharnya maupun buku-buku romantikanya seperti “di bawah lindungan kaabah dan banyak lagi….

    Nasron jawab; Hamka memang tokoh nusantara yang sangat dikagumi kerana kredibilitinya yang teguh dan berkualiti.

  18. sayazaki Says:

    saya baca ada penjelasan mengenai rumah sakit korban lelaki ya diatas. boleh saya kasih komentar disini darimana datangnya joke-joke aneh mengenai malaysia, seperti rumah sakit korban lelaki, pasukan bergayut, pasukan hentak-hetak bumi, bilik termenung, dan seterusnya…. 😀

    ini semua joke mulai muncul pada saat terjadi konfrontasi indonesia malaysia tahun 60an.. joke ini dibuat tentu saja dibuat oleh tentara indonesia dan nyebarkannya pada masyarakat indonesia, khususnya yang berbatasan dengan malaysia, dan tentu saja dengan tujuan melecehkan malaysia..

    cuman sayangnya joke-joke peninggalan jaman konfrontasi tersebut masih ada hingga saat ini..

    tentu saja generasi malaysia saat ini tidak paham tentang joke-joke peninggalan jaman dahulu tersebut.

    oke itu saja tambahan saya mengenai joke-joke aneh yang anda dengar.. 😉

  19. monica devi Says:

    apakah benar kalo tentara lg push-up itu dalam bhs.malaysia jd ‘tentara tengah bersetubuh dengan bumi’ ?? kayanya sih cuma joke y?? XD maaf y kalo ada salah kata… 🙂 kayanya juga peninggalan ‘jaman konfrontasi’ tadi deh..

  20. bodies Says:

    I like the valuable information you provide in your articles.
    I will bookmark your blog and check again here frequently.

    I’m quite sure I’ll learn many new stuff right here!
    Best of luck for the next!

  21. Brittney Says:

    Hey There. I found your blog the usage of msn. That
    is a really well written article. I’ll be sure to bookmark it and come back to learn more of your
    helpful info. Thanks for the post. I’ll definitely return.

  22. weight loss Says:

    Admiring the commitment you put into your blog and detailed
    information you offer. It’s nice to come across a blog
    every once in a while that isn’t the same out of
    date rehashed information. Fantastic read! I’ve
    bookmarked your site and I’m including your RSS feeds to my Google account.

  23. Malaysia Egent Truly Says:

    Bahasa Indonesia Memang Salah Satu Bahasa Berputar Belit Loe. Bukan Macam Bahasa Malaysia Yg Lengkap Dan Senang DiFaham .. Bahasa Malaysia Adalah Bahasa Terkenal Dan Kebangsaan Di Negara Malaysia Mahupun Seluruh loe . Maaf Indonesia Kalo terasa Dan Marah . Sy cuman Mau Explain Aja .. Okey Haha .

  24. Malaysia Egent Truly Says:

    Indonesia Pernah Mencuri Salah Satu perkataan Malaysia Terkenal Yg sering Didengar Loe . Negara Malaysia Sedikit Pun Tidak Faham Atau Mahu explain kan Bahasa Indonesia Yg berputer belit ituh .

    2000- Rusia , America , Korean Sukakan Bahasa Malaysia

    2009- Negara Malaysia Sungguh benci Bahasa Indonesia

    2012- Indonesia Cemburu Perbahas Malaysia Yg Terkenal Di Seluruh Negara Termasuk Indonesia sendiri

    2015- Bahasa Malaysia Mendapat Anugrah Bahasa Terbaik Dan Bahasa Asia .

    Adakah Indonesia Mempunyai Bahasa Anugrah ?? 😃😃..

    = Tidak Loe .
    Sampai Pm Indonesia Sukakan Bahasa Malaysia Yg Sungguh Terkenal Itu

    Bahasa Malaysia = ★★★★★
    Bahasa Indonesia = ★★★

  25. deguisement sexy Says:

    Excellent article. I am acing a few oof these issues as
    well..

  26. Judi Jackpot Online Says:

    Hi, of course this paragraph is in fact pleasant and
    I have learned lot of things from it about blogging.
    thanks.

  27. herve leger green Says:

    As a great contrast to leather-based dresses come gentle and uber-female ones.


Tinggalkan komen